Chiou-Thau Alex & Ratna, Sabtu 11 Juni 2005,
Modernland Tangerang.
Semula rangkaian acara pernikahan Alex & Ratna dipusatkan
pada hari Minggu 12 Juni 2005, yaitu diawali pagi hari dengan
acara Teepai dirumah saya Jl.Mt Haryono 12 Tangerang,
dilanjutkan Catatan Sipil sekaligus Pemberkatan di Gereja
Santa Maria Tangerang, dan sore harinya resepsi bertempat
di Gading Raya Serpong Sport Club.
Jadi tidak ada acara Chiou-thau, karena waktunya sudah penuh.
Mama saya kecewa karena Mama yang merupakan penerus Oma
adalah pemilik persewaan baju pengantin Chiou-Thau itu,
yang tentunya bangga sekali kalau cucunya juga memakainya.
Dua minggu sebelum hari pernikahan, mama sakit dan sempat
dirawat beberapa hari di Rumah Sakit, maka untuk menghiburnya -
Alex dan Ratna bilang mau memakai pakaian Chiou-Thau pada
hari Sabtu 11 Juni.
Wuaah, Mama yang baru kembali dari RS terlihat girang banget,
sampai-sampai saya kasih batasan bahwa acaranya hanya yang
simple saja, tidak pakai acara makan dua belas mangkok segala.
Jadi hanya boleh dipakaikan baju penganten Chiou-thau lalu difoto
dan selesai, diadakannya juga dirumah Mama saja dan tidak perlu
mengundang banyak orang - jadi dihadiri kerabat dekat saja.
Tujuannya adalah agar Mama tidak terlalu lelah.
Mama sih mengiyakan, tapi saya sudah curiga dia cuma iya doang -
ternyata memang benar karena diam-diam semua prosedur
Chiou-Thau disiapkannya juga
Hari Jumat saya dapat kabar, bahwa ortu Ratna mau hadir juga -
rupanya di Cirebon tidak lazim ada acara ini, sehingga mereka ingin
menyaksikan acara unik ini.
Jumat malam ponsel saya bunyi, rupanya dari pak Bondan Winarno -
beliau bilang Minggu sore akan take-off ke Paris untuk nonton
Airshow, sehingga diusahakan Minggu siang akan hadir di acara
gereja, setelah itu akan langsung ke Airport.
Saya tentu senang dan berterima kasih sekali, tapi saya bilang jangan
dipaksakan untuk hadir mengingat beliau akan perjalanan jauh ke Paris.
Malam-nya saya e-mail beliau, menjelaskan urutan acara Minggu siang
dan sampaikan juga bahwa Sabtu jam 10 ada acara Chiou-Thau.
Sabtu pagi ponsel saya bunyi dan terdengar lagi suara pak Bondan,
yang bilang bahwa akan hadir di acara Chiou-thau itu.
Tepat jam 10 Ratna digandeng kedua ortu-nya menuju ruang tengah
dimana tukang rias sudah menanti, dan mulailah rangkaian acara
yang dimulai dengan adiknya menyisir rambut Ratna secara simbolis.
Lalu dipakaikan berbagai aksesoris yang aduhai banyaknya.
Bajunya juga berlapis-lapis, ini baju terbaik yang khusus sudah sekian
lama disiapkan oleh Mama, sambil ditonton sekian banyak pasang
mata keluarga dan tetangga -
fihak besan menaruh "uang pelita" di nampan didepan Ratna.
Akhirnya lengkaplah Ratna tampil dalam baju kebesarannya yang
cantik warna hijau merah dengan mahkota kembang goyang dan
untaian manik2 menutupi wajahnya.
Gantang dan kursi lalu disingkirkan dan meja untuk acara berikutnya,
yaitu acara "makan dua-belas mangkok" disiapkan.
Kedua orang tua Ratna dengan dipandu tukang rias mulai menyuapkan
secara simbolis makanan itu, melambangkan untuk terakhir kali ortu
menyuapi anaknya - sekarang memasuki babak baru, yaitu :
kehidupan berumah tangga.
Event unik ini tentu diabadikan oleh beberapa "mat kodak" termasuk
pak Bondan - "mat kodak" istimewa yang sudah menyempatkan
datang jauh-jauh dari Bukit Sentul Bogor.
Selesai acara Ratna, dibawa masuk kamar, dan sekarang giliran Alex
yang tadinya "disembunyikan" dikamar lainnya.
Acaranya sama, hanya tentunya tidak serumit Ratna karena hanya
pakai topi cetok dan jubah hitam saja.
Diluar skenario semula, yaitu sesederhana mungkin agar mama tidak
terlalu capai, ternyata malah mama mempersiapkan semuanya -
termasuk acara Sawer segala - jadi penganten dipertemukan dan
disawer oleh opa/omanya dipintu masuk, suasana jadi riuh rendah
gembira karena anak-anak berebut coin yang disawerkan keatas
pasangan pengantin.
Acara yang penuh keceriaan ini ditutup dengan makan siang bersama.
Pak Sindhi,
ReplyDeleteWah, acaranya seru yah Pak. Selamat yah buat Anda sekeluarga!
Congratulations!
Peter
Dr. Sin,
ReplyDeleteCongrats yaaa... Bener kata Peter, the wedding seemed very exciting! ^_^ God bless you all
Hallo pak Sindhi,
ReplyDeleteWah hebat acaranya..sayang fotonya hanya sedikit alangkah bagus kalau fotonya lengkap dari awal sampai akhir, hehe..maklum dulu waktu menikah saya sudah tidak ada acara seperti itu...bagi saya acara tee phai saja sudah sangat menyiksa..deg-deg an terus...
salam,
m
ReplyDeletehallo bung Peter, Sinta dan Mariani juga,
thanks,
fotonya buanyak, nanti sedikit2 saya kirimkan
yang lainnya via japri.
salam
sm
Menurut saya sih pak Sindhiarta ini professional fotografer. Thanks utk berita dari pak Sindhiarta. Saya baru membacanya. Umur saya 66 thn
ReplyDelete(abdi mah enggus kolot, lahir di Bogor ngomong Sunda na heunte becus deui) Sejak thn 1996 masuk pensiun dan pernah bekerja di Philips Telecom Industrie lalu AT&T join venture dgn Philips dan achirnya Lucent Technologies di Huizen. Tempat tinggal saya jaitu Huizen (noord holland) 25 km dibawah Amsterdam. Saya sudah kangen utk melihat foto2 dari keukenhof. Salam utk Ibu , bapak dan anak2 (biarpun tak kenal). Rob.
pak Robert,
hehehe jangan gitu lah, jadi malu ati -
kaga pernah sekolah motret dibilang prof,
kameranya aja kamera murahan.
OK pak sebentar lagi saya kirim foto Keukenhof di milis Jalan-jalan.
Sebenarnya di Multiply saya ini sudah saya upload foto2 keukenhof - yaitu foto paling awal yang saya masukkan ke multiply ini
salam
sm
very beautiful. I like these pics.
ReplyDeleteOom Sindhi, selamat yah...
ReplyDeleteJadi ingin lihat foto yang lain, soalnya waktu married dulu ngak ada acara seperti ini =)
wah pak dokter, selamat yah. Kalau cerita ke riva sebelum acara pasti dia semangat unt adu jadi mat kodak dengan pak bondan deh. Terlebih lagi pakai baju & acara Chiou-Thau. Dulu waktu kita menikah hanya pakai te' pai, itu pun secara simbolis.
ReplyDeleteBentar bentar.....kayaknya kok pernah liat ya.....di mana ya?? Hmmm.......bungkus jamu Ny Meneer? Hehehehehehe..... *Dok, becanda dok....becanda...ampuuunn....*
ReplyDeletewah bagus sekali ya om.. masih pake adat seperti ini..
ReplyDeleteseandainya...
ReplyDeleteTia,
iya sayang yah, baru tahu kalau Riva senang fotografi,
tahun sebelumnya pak Bondan bersama anggota Jalansutra
ramai2 no-bar (nonton bareng) acara Chiou-thau lainnya di
Tangerang, waktu itu putra pak Herdy menikah dengan acara
chiou-thau yang dibuat secara lengkap dan seksama.
Han,
ReplyDeletetiada maap bagimu ! - langsung dilaporin ke orangnya !,
hehehehehehe.
ReplyDeleteNatalia,
sudah jarang yang mau pakai acara ini,
karena ribet, tapi buat kenang2an memang berkesan sekali.
saya pernah terfikir bikin acara no-bar chiou-thau lagi yang
ditonton anggota Jalansutra saat datang rame2 ke Tangerang,
jadi dalam acara Tangerangsutra II, tentu penganten-nya bukan
penganten beneran,
acara seperti ini pernah ada yang buat di Teluknaga yang ditonton
banyak turis Singapore.
Mbak Ratnanya cantik, mas Alex ganteng. Wah pasangan yang benar-benar serasi.
ReplyDeleteom kapan ngadain acara itu?
ReplyDeletepengen liat... pasti menyenangkan sekali...
di makassar sendiri ada malam midodareni untuk keturunan cina-makassar, namanya Korontigi. Adat seperti ini sudah hampir punah, dan syukurnya, adik saya yang mau menikah tahun depan, mau ngadain upacara adat ini.. jadilah mami saya dikasih kerjaan nyariin org yang ngerti banget adat ini :))) ah, semoga bisa kelaksana, doain ya! ntar saya bagi2 ceritanya *dan foto2nya tentu* :))
Oom, upload video nya dong, kalau ada.
ReplyDeleteJarang-jarang nih, bisa lihat tradisi yang lengkap.
Terutama yang ini:
"Bajunya juga berlapis-lapis, ini baju terbaik yang khusus sudah sekian lama disiapkan oleh Mama, sambil ditonton sekian banyak pasang
mata keluarga dan tetangga -
fihak besan menaruh "uang pelita" di nampan didepan Ratna."
Btw, uang pelita itu apa yah?
.
ReplyDeleteupload video ?,
saya belum pernah nyoba tuh, pakai dial-up kayak gini apa bisa ?.
uang pelita, sedikit uang yang berikan oleh keluarga dekat yang hadir
saat chiou-thau itu, katanya sebagai "wisit" - agar nanti usahanya bisa maju dll.
sorry saya nggak ngerti mendalam - ada satu rekan : David Kwa, yang
sangat mendalami hal itu, dia ini yang menjadi EO saat chiou-thaunya
putra pak Herdy (yg disaksikan pak Bondan & anggota Jalansutra).
.
ngadain acara itu ?
nanti berunding dulu dengan Mods Jalansutra, tadinya mau
saat Peh-Tjun kemarin tapi ada kesibukan.
Korontigi ? - kalau betul seperti Chiou-thau, anda bisa tanya2
bung David Kwa - dia ahli soal itu.
wauhh pasangan yang ganteng (kayak papanya :-) 'n cantik banget oom
ReplyDeleteunik sekali dan istimewa.....beruntung Pak Sindhi sekeluarga dapat melaksanakannya
ReplyDeletetq,
ReplyDeletememang jadi berkesan sekali pakai acara ini
duh ... cantiknya ratna. sayang sekali keluarga ku walaupun chines, sudah tidak mengenal adat seperti ini.Selamat ya!
ReplyDeletewow baru tahu seperti itu toh prosesinya, krn sering lihat di film saja...
ReplyDeleteCerita menarik tradisi lama orang baru. Excellent! 好主意好彩頭好新人!好好好!
ReplyDeletedalam acara menyambut SinTjhia kemarin,
ReplyDeletepakaian adat ChiouThau itu dipinjam oleh panitia
dan diperagakan di hotel Citra Land Grogol, dan
diliput berbagai TV Swasta,
sayang saya tidak sempat ke sana atau lihat tayangannya
Waaah cantik dan ganteng... :-)
ReplyDeleteSudah lama tersimpan sampai terlupakan untuk dijawab di sini, kalau bisa baca bahasa Tionghwa silakan dapati sejarah "cao tou 草頭" di http://www.keko.com.cn/upfile/material/1161062637265.
ReplyDeleteIstilah lengkap lagi, 草頭结发 - cao tou jie fa. Cao tou, nama sejenis rumput wangi, sejarah cerita berasal dari dinasti Song Selatan (Nan Song). Inti cerita sejarah bermaksud dan berharap supaya banyak anak cucu keturunan. Jie fa, pada satu tahap acara, rambut calon suami isteri digelung bersama menandakan sehidup sampai rambut putih... Ini tata cara dari Tiociu.
ya ampun ... saya baru ngerti ada acara demikian ... baru sekali ini saya dengar ada acara chiou thao ...
ReplyDelete