Ada pendapat bahwa memilih tujuan wisata luar negeri sebaiknya yang jauh-
jauh dulu (misalnya ke Amerika atau Eropa), kalau yang deket-deket (Asia)
bisa nanti-nanti aja karena terbangnya cuma sebentar dll.
Pendapat itu benar, kecuali kalau ke China - karena walau betul dekat tapi
wisata disana banyak sekali jalan kaki yang jauh-jauh, seringkali naik turun
tangga yang bukan saja bisa aduhai panjangnya juga banyak yang curam.
Misalnya di gunung HuangShan, bisa setengah harian naik turun tangga,
atau menelusuri JiuXiang cave yang panjang banget padahal sekali masuk
kita harus jalan terus sampai tembus perut gunung itu di ujung lainnya.
Kalau kondisi dengkul sudah loyo ditambah nafas pendek, bisa2 bukannya
jalan-jalan tapi jadi kenek bus nemenin pak sopir bengong didalam bus.
Apalagi wisatawan usia tua, selain kelelahan juga rawan terjatuh ditangga.
Wisata alam di China banyak pilihan, unik-unik dan banyak yang spektakuler,
tapi selain jalan kakinya yang berat itu ada musuh lainnya yaitu cuaca buruk.
Seperti pernah kami alami di ZhangJiaJie tahun 2004, saat itu turun hujan dan
kabut sehingga tidak bisa menikmati pemandangan alamnya yang cantik.
Terpesona melihat foto-foto atraksi akrobatik pesawat terbang kecil yang
nekat "molos" melewati Heaven Gate yaitu lubang alami raksasa salah satu
puncak gunung TianMenShan di ZhangJiaJie, istri saya jadi merancang lagi
perjalanan kesana.
ZhangJiaJie berada di Hunan - propinsi kelahiran Ketua Mao TseTung, maka
sekalian kesana dirancang juga jalan ke propinsi tetangganya yaitu GuiZhou
yang konon daerah miskin tapi alamnya menawan.
Yang dikunjungi selain ada obyek2 yang masuk Unesco World Heritage,
juga yang nama2nya atraktif seperti Heaven Gate, atau King Dragon Cave
yang panjangnya aduhai sampai dijuluki Door to the Earth Core, kota kuno
Phoenix Town dll.
Ada pula tempat yang masuk World Record misal jembatan tertinggi didunia,
atau Bailong Lift yang sampai mendapat tiga buah Guiness World Records.
Hari Senin pagi, 7 Nopember 2011, jam 08.55 jadi 20 menit lebih awal
pesawat B737-800 China Southern sudah bergerak dari tempat parkirnya
di bandara Soekarno Hatta dengan tujuan GuangZhou.
Kursi pesawat itu sebarisnya 3 - 3, lucunya penomoran sebarisnya ABC
dan HJK sehingga sempat membuat saya bingung waktu dapat seat nomer
41 C dan 41 H, kirain terpisah jauh padahal sebrangan sama-sama di aisle.
Pagi itu sekitar jam 10 kami mendapat makan pagi berupa nasi goreng dan
rendang sapi yang sama2 pedas, setelah itu sampai mendarat di GuangZhou
sekitar jam 14.00 WIB ( atau 15.00 waktu setempat) tidak dapat makan lagi.
Untungnya istri saya sudah mempelajari rute perjalanan dengan seksama,
sehingga tidak kelaparan karena jam 12.30 buka bekal dari rumah.
Airport Baiyun ini besar sekali, terkoneksi dengan kota GuangZhou pakai
MRT segala, tapi ajaibnya penerbangan internasional yang tiba dan mau
lanjut penerbangan domestik bagasinya tidak konek.
Jadi walau kami sudah pegang boarding pass untuk penerbangan lanjutan
ke kota ZhangJiaJie, tetap harus ambil koper dulu di conveyor belt dan
masukkan lagi di counter domestik, jadi ribet juga.
Sebaliknya kalau kita terbang domestik yang dilanjutkan penerbangan
internasional, bagasinya tidak perlu diurus seperti kita masuk ke China,
karena bagasi itu akan ikut langsung ke tujuan akhir.
Jarak antara terminal internasional - domestik bukan main jauhnya,
kalau tidak kebagian naik mobil shuttle kaki bisa gempor.
Maka penting sekali transit time yang cukup kalau ikut penerbangan
connecting dari luar negeri dan pindah ke penerbangan domestik di
airport Baiyun Guangzhou ini.
Penerbangan lanjutan masih dengan China Southern, dalam Airbus A320
cuma dikasih snack kacang doang, maklum terbang cuma 1,5 jam saja
Pesawat mendarat on time jam 21.25 di airport yang dekat dengan kota,
sehingga sekitar jam 23 kami sudah berada didalam hotel JinXi.
Kami tidak bisa menikmati hotel besar bintang empat berlantai 18 ini
karena esoknya morning call jam 5.30 waktu China alias jam 4.30 WIB.
Ogah menunggu porter, kami segera menggeret koper masing2 kekamar
supaya cepat bisa beberes dan tidur, karena besok akan berjuang banyak
jalan kaki dan naik turun tangga di Wulingyuan Scenic Area - yang
menjadi China's first National Forest Park in 1983.
Bung Sindhiarta,
ReplyDeleteSituasinya mirip jika kita ke AS di mana di Hawai kita harus mengeluarkan koper, antri imigrasi dan memasukan koper ke conveyor belt. Ini tidak berlaku di Singapura yang tidak punya penerbangan domestik.
bung Teddy,
ReplyDeleterupanya aturan umum dimanapun berlaku begitu yah,
jadi tiba disatu negara dg penerbangan internasional-
kalau mau lanjut penerbangan domestik maka koper
harus ambil dan masukkan lagi di domestik, memang
selama ini hanya di China saya pernah terbang spt itu,
thanks infonya
pak sindhiarta, boleh tau bpk dan ibu ikut tour mana, karena saya mau ke Tian Men Shan tp banyak tour hanya ke zhang jiajie aja. thanks
ReplyDeleteHalo - sy ikut WangsaTour yg di Tangerang, tour kecil aja tp memang suka bikin rutenya unik2 gitu, nanti sy ceritakan lebih banyak - email sy : smulya@gmail.com
ReplyDelete