Kisah nyata yang sangat menarik dari teman yang tinggal di Perth :
Pak Sindhi,
Seperti anda tahu, aku kembali ke Perth hari Minggu malam Senin
tgl. 25 /07/05 yang lalu.
Ternyata penerbangan dengan QANTAS ini membawa pengalaman
baru bagi kami ( istri & cucu 7 thn ).
Begini ceritanya :
Kami bertiga berangkat ke Cengkareng hari Minggu jam 10 malam,
seperti biasa check-in dll
Masuk ke kapal jam 00.35 (pagi) dan kapal take-off tepat jam 01.05
pagi.(jam 02.05 waktu Perth/WA).
Perjalanan akan menempuh jarak 4 jam terbang.
Dicabin kita ‘tidur2-ayam’ dan jam 03 kita dibagikan makanan
(makan sahur kali ya?),
dan apesnya kita berdua tidak dapat jatah makanan,
- entah pramugarinya lupa atau sengaja - aku dan istri jadi bengong aja.
Untung cucu sudah lebih awal dikirimin kids mill,
kebetulan istri juga ogah makan sahur, cucu juga tidur nyenyak,
aku dah yang ngembat kids mill-nya cucu.
Dengan perut agak ngambek karena kurang supplies-nya,
aku nonton film humor QANTAS dan mencoba untuk tidur.
Mungkin aku tidur selama 1 sampai 1½ jam aku bangun ketoilet untuk
‘buang hajat kecil’ dan melihat jam tanganku waktu sudah jam 06.05
(waktu Perth/WA), tapi pesawat masih terbang dengan kecepatan tinggi,
tanpa ada tanda2 mau mendarat -
juga tidak ada announcement dari si Pilot.
Aku sudah mulai waswas kemana kita dibawa terbang?.
Jam 06.25 baru si Pilot bekoar : karena fog pesawat tidak bisa mendarat.
Dalam pikiranku masa International Airport seperti Perth tidak ada
peralatan untuk menanggulangi hal tsb.
Jam 06.35 si Pilot bilang : pesawat akan balik lagi keutara menuju kota
EXMOUTH dan akan landing di Pangkalan Udara Militer /
AUSTRALIAN AIR FORCE.
Nah lu !!! aku mikir lagi, ngapain kita dibawa keutara lagi dengan
jarak terbang 1½ jam dari Perth ?
Aku mulai curiga ketika diumumkan, kita semua harus turun dari pesawat
dan masuk keruang tunggu sampai ada pengumuman lebih lanjut.
Sampai di EXMOUTH jam 07.30 yang ternyata jauh dari pusat kota
dan di Airportnya jangan kata ‘restaurant’, kantin aja kaga ada,
(Aku rasa lebih besar airportnya kota Cirebon)
kami semua disuruh masuk diruang tunggu sebesar 10 M X 15 M.
Kami semua dilarang untuk keluar dari ruangan tersebut, dan didepan
pintu yang tertutup berdiri 2 orang polisi berseragam,
dan kami semua diberitahu harus menunggu 3 – 4 jam dengan alasan :
Mengisi ‘bensin’ pesawat yang sudah hampir habis.
Menunggu pilot baru yang akan datang dari Perth.
(pilot lama jam terbangnya habis)
Sesudah menunggu 2 jam minuman dingin mulai dibagikan, 2 jam
kemudian keluar jatah sandwich/roti bule untuk kita pangan rame-rame.
Sudah 4 jam tunggu punya tunggu belum ada tanda2 mau berangkat,
baru 2 jam kemudian (jam 13.30) baru kita disuruh masuk kepesawat
untuk take off.
Jam 15.10 kami mendarat di Perth dengan perasaan lega meskipun
badan lelah dan otak dipenuhi segala macam pertanyaan.
Belum terjawab pertanyaan-pertanyaan itu kami semua disuguhkan
‘pertunjukan’ berikut :
Biasanya setelah pesawat landing, dan pesawat menuju tempat
‘parkir’, dan tanda/sign seat-belt dipadamkan,.
Kita semua berdiri mau ambil tas/luggage yang diatas kepala kita,
lagi kejutan dari pilot yang tidak mengijinkan kita berdiri alias
harus duduk diam.
Dari luar, masuk 4 orang Police WA lengkap dengan senjatanya
dipinggang, mengambil/menciduk seorang penumpang,
yang seatnya berjarak beberapa bangku dari tempat aku duduk.
Baru setelah 5 menit kami diijinkan untuk turun/keluar dari pesawat
dengan seribu-satu pertanyaan dibenakku.
Dengan demikian (jam terbang : 7 jam) + (menunggu : 7 jam) +
(dari rumah-airport-rumah : 4 ½ ) ;
total jendral = 18 ½ jam (sampe dah ke LONDON)
Aku penasaran dan mencoba mencari informasi via teman di Perth,
jawaban dari teman yang bekerja di travel bureau :
ada issue dipesawat terbang kami ada TERRORIST.
Bujugbuneng………..
Pak Sindhi satu hal yang aku imani,
aku lupa sembahyang waktu berangkat dari Jakarta, Amin.
J&N
Seru amat ceritanya, kayak baca cerpen...tapi true story..h..h.. emang kalau 18,5 jam ...melebihi aye pulang ke eropa. Bisa keki juga tuh dibawa ngiter, cuma mau ciduk terorist. Yang kasiman kan penumpang yang bawa anak kecil.
ReplyDeleteceritanya benar-benar Bujubuneeeennngg....:)
ReplyDeleteWah pngalaman yg pahit nih, kalau sampai terbang 18 jam baru sampai, gimana rasa capenya nih
ReplyDeletewah...dari pada pesawatnya mbleduk karena teroris memutuskan untuk beraksi...aku milih nunggu 18 1/2 jam.
ReplyDeletemasih dilindungi olehNya berarti..
mak jaaaannnn bujubenggggggggg bener dok ceritanya....btw gimana nih kabar dokter
ReplyDelete
ReplyDeletehallo cak Uding,
kabar baik, hanya lagi puyeng dikit nih -
keberangkatan ke Jepang yg seharusnya
kemarin sore - batal, ada keluarga yang sakit.
gagal deh rencana menikmati mekarnya Sakura,
padahal bu KimSoan sudah memberikan laporan
perkembangan bunga Sakura yang full blooming
minggu ini.
salam
sm
Waduh...ini cerita tahun kemarin tapi gak papa direview lagi. Kenapa militer Aussie..gak nangkep terorist-nya pas dah di Exmouth..Jd, bnyk waktu donk...?
ReplyDeletebetul cerita diposting tahun lalu
ReplyDelete