Thursday, May 17, 2012

"Tenzing Norgay".


"Tenzing Norgay".

(Dg sengaja dipilih judul dmkn. Bukan Sir Edmund Hillary ).

Setelah Sir Edmund Hillary bersama Tenzing Norgay (pemandu/sherpa) kembali dari
puncak Mount Everest, hampir semua reporter dunia berebut mewawancarai Sir Edmund Hillary,
dan hanya ada satu reporter yang mewawancarai Tenzing Norgay, berikut cuplikannya :

Reporter :
"Bagaimana perasaan Anda dengan keberhasilan menaklukkan puncak gunung tertinggi di dunia?"

Tenzing Norgay :
"Sangat senang sekali"

Reporter :
"Anda khan seorang Sherpa (pemandu) bagi Edmund Hillary, tentunya posisi Anda berada di depan dia,
bukankah seharusnya Anda yg menjadi org pertama yg menjejakkan kaki di puncak Mount Everest?"

Tenzing Norgay :
"Ya, benar sekali.
Pada saat tinggal satu langkah mencapai puncak, saya persilahkan dia (Edmund Hillary) utk menjejakkan
kakinya & menjadi orang pertama di dunia yang berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi di dunia".

Reporter :
"Mengapa Anda lakukan itu?"

Tenzing Norgay :
"Karena itulah IMPIAN Edmund Hillary, bukan impian saya. Impian saya hanyalah berhasil membantu
dan mengantarkan dia meraih IMPIAN-nya".

Disekitar kita, byk sekali org spt Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay.

Pepatah mengatakan, "Bila Anda hendak jd pahlawan, hrs ada yg bertepuk tangan dipinggir jalan".

Di dunia ini, tdk semua manusia berkeinginan dan memiliki impian spt Sir Edmund Hillary,
menjadi pahlawan.

Mrk ini ckp berbahagia dgn memberikan pelayanan dgn membantu org lain mencapai impiannya.

Mrk merasa ckp mjd "org2 yg bertepuk tangan saja dipinggir jalan".

Kadang, org2 spt ini diperlakukan ibarat "telor mata sapi".

Yg punya telur si Ayam, yg tersohor malah Sapi.

Sudahkah Anda menghargai, menghormati dan mengangkat org² spt Tenzing Norgay dlm tim Anda?



Triple Filter Test




Di Yunani kuno, Socrates terkenal memiliki pengetahuan yang tinggi dan sangat terhormat.

Suatu hari seorang kenalannya bertemu denga filsuf besar itu dan berkata,
"Tahukah Anda apa yang saya dengar tentang teman Anda?"

"Tunggu beberapa menit," Socrates menjawab. "Sebelum Anda menceritakan apapun pada saya,
saya akan memberikan suatu test sederhana.
Ini disebut Triple Filter Test."

"Triple filter Test?"

"Benar," kata Socrates. "Sebelum kita bicara tentang teman saya, saya kira bagus kalau
kita mengambil waktu beberapa saat dan menyaring apa yang akan Anda katakan.
Itulah sebabnya saya menyebutnya triple filter test."

Filter pertama adalah KEBENARAN.
"Apakah Anda yakin sepenuhnya bahwa yang akan Anda katakan pada saya benar?"

"Tidak," jawab orang itu, "Sebenarnya saya hanya mendengar tentang itu."

"Baik," kata Socrates. "Jadi Anda tidak yakin bila itu benar.
Baiklah sekarang saya berikan filter yang kedua, filter KEBAIKAN.
Apakah yang akan Anda katakan tentang teman saya itu sesuatu yang baik?"

"Tidak, malah sebaliknya."

"Jadi," Socrates melanjutkan, "Anda akan berbicara tentang sesuatu yang buruk tentang dia,
tetapi Anda tidak yakin apakah itu benar. Anda masih memiliki satu kesempatan lagi karena
masih ada satu filter lagi, yaitu filter KEGUNAAN.
Apakah yang akan Anda katakan pada saya tentang teman saya itu berguna bagi saya?"

"Tidak, sama sekali tidak."

"Jadi," Socrates menyimpulkannya, "bila Anda ingin mengatakan sesuatu yang belum tentu benar ,
buruk dan bahkan tidak berguna, mengapa Anda harus mengatakannya kepada saya?"

Itulah mengapa Socrates adalah filsuf besar dan sangat terhormat. 

Gunakan triple filter test setiap kali Anda mendengar sesuatu tentang kawan dekat atau
keluarga yang Anda kasihi..termasuk broadcast sesuatu.

Jadi ingatlah " baik, benar, dan berguna "

Wednesday, May 2, 2012

In Memoriam : Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih MPH, Dr.PH


Kata2 almarhumah dalam sebuah buku 1 thn lalu: 

"Saya sendiri belum bisa disebut sebagai survivor kanker.
Diagnose kanker paru stadium 4 baru ditegakkan 5 bulan yang lalu.
Dan sampai kata sambutan ini saya tulis, saya masih berjuang untuk mengatasinya.

Tetapi saya tidak bertanya "Why me ??".
Saya menganggap ini adalah salah satu anugerah dari Allah SWT.
Sudah begitu banyak anugerah yang saya terima dalam hidup ini:
hidup di negara yang indah, tidak dalam peperangan, diberi keluarga besar yang
pandai-pandai, dengan sosial ekonomi lumayan,
dianugerahi suami yang sangat sabar dan baik hati, dengan 2 putera dan 1 puteri
yang alhamdulillah sehat, cerdas dan berbakti kepada orang tua.

Hidup saya penuh dengan kebahagiaan. "So .... Why not?"
Mengapa tidak, Tuhan menganugerahi saya kanker paru?
Tuhan pasti mempunyai rencanaNya, yang belum saya ketahui,
tetapi saya merasa SIAP untuk menjalankannya. Insya Allah.
Setidaknya saya menjalani sendiri penderitaan yang dialami pasien kanker,
sehingga bisa memperjuangkan program pengendalian kanker dengan lebih baik.

Bagi rekan-rekanku sesama penderita kanker dan para survivor,
mari kita berbaik sangka kepada Allah.
Kita terima semua anugerahNya dengan bersyukur.

Sungguh, lamanya hidup tidaklah sepenting kualitas hidup itu sendiri.
Mari lakukan sebaik-baiknya apa yang bisa kita lakukan hari ini.
Kita lakukan dengan sepenuh hati.

Dan .... jangan lupa, nyatakan perasaan kita kepada orang-orang yang kita sayangi.
Bersyukurlah, kita masih diberi kesempatan untuk itu. "

Demikian penggalan kata sambutan
Menteri Kesehatan RI dr Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH
bertanggal 13 April 2011, yang ditulisnya menyambut penerbitan buku
"Berdamai dengan Kanker".