Malam ini baru saja saya terima e-mail yang seru sekali dari pak
Kristanto Pranoto.
Beliau ini tidak ubahnya
Prof HOK Tanzil di masa lampau yang sungguh luar biasa
telah berhasil mengunjungi semua negara berdaulat+ protektorat yang ada diatas
muka bumi ini.
Kesamaan lainnya yaitu kalau berpetualang selalu bersama istri tercinta.
Pak Kristanto dulu pernah hanya tinggal satu lagi negara yang belum dikunjungi
yaitu Afganistan yang saat itu sangat berbahaya untuk dikunjungi.
Kebetulan bisa kontak dengan AgustinusWibowo yang sedang ada di Kabul maka
setelah kontak2 jadi lah pak Kris kesana dan sempat juga bertemu Agustinus.
Negara baru terus bermunculan, sehingga "terpaksa" pak Kris gawean lagi mengunjungi
negara2 tersebut, kali ini Sudan Selatan yang masih acak adut baru pecah dari Sudan.
Ini email pak Kris :
Selamat sore Dr.Sindhiarta beserta Ibu,
Tepat tgl 20 Pebruari 2012 pk.13.35 waktu South Sudan
(Pk.17.35 WIB) saya beserta teman2 yang lain mendarat
di Juba, ibukota South Sudan.
Kita bermalam di Juba Bridge Hotel, hotelnya seperti
barak tentara, kecil2 ukurannya kira2 2,5X2,5M +
Kamar Mandi & toilet 1,5X1,5M
Harganya lebih mahal dari Hotel Bintang 5 di Jakarta.
Pemiliknya orang Eritrea tetapi warga negara Inggris.
Kota Juba kelihatan masih berantakan semua, maklum di
South Sudan belum ada orang yang berpendidikan tinggi,
kalau pun ada sedikit sekali.
Banyak orang luar negeri seperti dari Ethiopia, Eritrea,
Uganda dll yang bekerja di South Sudan.Pegawai Hotel JBH
(Juba Bridge Hotel) kebanyakan orang Ethiopia & Eritrea.
Di Juba tidak boleh sembarangan ambil Foto.
Teman seperjalanan kita ambil foto di Pasar saja ditangkap
polisi. Tetapi semua itu UUD(Ujung2 nya Duit) tetapi mintanya
terlalu mahal. Akhirnya setelah bayar USD.300.- dibebaskan.
Anehnya Memory Chipnya dikembalikan, berarti gambar2
hasil fotonya masih ada.
Kebanyakan pemuda2 di South Sudan ingin jadi Polisi atau
Tentara, sebab pekerjaan di kantor2/perusahaan membutuhkan
pendidikan tinggi.
Petugas2 dari UN & NGO banyak sekali, tinggalnya juga dihotel.
Di South Sudan belum ada Post Office, jadi belum ada perangko.
Rencana kirim Kartu pos ke P.Kusuma tidak jadi.
Komunikasi pakai Internet dan Mobile Phone.
Juga belum ada Taxi. Yang banyak Ojek seperti Indonesia.
Dalam perjalanan kali ini saya mengunjungi South & North Ethiopia,
South Sudan dan North Sudan yang beribukota Khartoum selama 19 hari.
Jadi sampai dengan 20 Pebruari itu sudah lengkap 196 Negara Berdaulat
yang saya kunjungi, ditambah 37 Negara Protektorat,total 233 Negara.
Sampai disini kabar dari saya.
Kris.