Menjadi bagian Yunnan-Guizhou plateau maka topografi propinsi Guizhou unik sekali,
ketinggiannya seribuan meter dari permukaan laut membuat cuaca disana nyaman.
Rata-rata suhunya 15-20 derajat Celcius, kabarnya tidak mungkin dalam tiga hari cuaca
tidak berubah, malahan biasa 70% malam hari terjadi hujan dengan paginya terang lagi.
Maka katanya di Guizhou-lah ditemukan cuaca terenak dengan pemandangan terindah.
Karena topografinya bergunung dengan lembah yang dalam, maka banyak jembatan
antar puncak/lereng gunung dibangun di Guizhou, dan banyak pula yang dibangun
sangat tinggi/sangat jauh dari permukaan tanah atau sungai dibawahnya.
Ternyata dari setidaknya 120 jembatan tinggi di China, 37 diantaranya ada di Guizhou.
http://highestbridges.com/wiki/index.php?title=Category:Bridges_in_China
Kalau mengacu ke
http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_highest_bridges_in_the_world,
ternyata tujuh dari sepuluh pemegang rekor jembatan tertinggi didunia adanya di China,
dan sungguh luar biasa lima dari tujuh jembatan itu adanya di Guizhou.
Top rank dunia adalah Si Du River Bridge di propinsi Hubei dengan tinggi 496 meter -
(bayangkan jarak antara aspal jalan jembatan itu sampai permukaan sungai dibawah-
nya nyaris setengah kilometer).
http://highestbridges.com/wiki/index.php?title=Siduhe_River_Bridge
Walau Beipanjiang Bridge di Guizhou dengan tinggi 366 meter hanya ranking empat
didunia, tapi antara tahun 2003-2005 sempat menjadi The World's Highest Bridge.
Sewaktu tiba di awal jembatan sepanjang 388 meter ini, kami turun dari bus dan
berjalan kaki menyebranginya, saat ditengahnya sempat menengok kebawah dan
tampak sungai yang mengular jauh dibawah, konon kalau kita jatuhkan batu kesungai -
perlu waktu lebih dari 10 detik baru menyentuh air sungai yang berwarna hijau.
http://highestbridges.com/wiki/index.php?title=Beipanjiang_River_2003_Bridge
Ada gunung tentu ada lembahnya, yang spektakuler adalah Malinghe River Canyon,
yang berada dekat pertemuan border tiga propinsi :Yunnan, Guangxi dan Guizhou
(
http://www.maps-of-china.net/province/guizhoum.htm), dekat sekali dengan kota
Xingyi, sekitar 334 kilometer barat daya Guiyang ibukota Guizhou.
Sungai Malinghe ini menggerus tanah gamping dan meninggalkan lembah sempit,
dalamnya antara 100-200 meter, lebar 50-150 meter dan panjang 70-an kilometer,
saking unik dan cantiknya sampai dijuluki : 'A Beautiful Scar of the Earth'.
Inilah "One of the most beautiful and scenic waterways in all of China", sepanjang
lembah terdapat seratusan air terjun yang tingginya sekitar seratusan meter, serta
endapan kapur sepanjang dinding lembah menyerupai jamur atau permadani yang
unik sekali, sepanjang sungai bisa rafting atau canoeing pula.
Sekitar jam 2 sore, kami tiba di gerbang masuk kawasan MalingHe, sempat bingung
karena Siao Wang/local guide bilang tidak usah pakai jaket tapi Michael/national
guide bilang pakai saja karena cuaca suka cepat berubah-ubah.
Ternyata yang bener SiaoWang karena walau udara sejuk, perjalanan melelahkan
naik turun tangga selama dua jam membuat kami semua akhirnya lepas jaket.
Kami mulai menapaki jalan terbuat dari tangga batu menurun kedasar lembah,
karena pepohonan rimbun maka tidak bisa melihat kedasar lembah.
Walau berjalan cukup jauh awalnya tidak terasa lelah karena cuaca enak sejuk,
akhirnya tibalah didasar lembah, terlihat sungai tidak terlalu lebar, airnya mengalir
pelan diantara bebatuan, disebrang sungai tampak tebing curam menjulang tinggi.
Dikejauhan tampak beberapa air terjun langsing kecil, jatuh dari ketinggian sekitar
100 meter yang tampak cantik sekali seperti garis putih berasap.
Dibeberapa tempat pada dinding tebing curam itu, terlihat seperti jamur yang ber-
tumpuk berdekatan, selintas mirip permadani pula, fenomena itu terbentuk akibat
endapan calcium carbonate yang terbawa air terjun menempel di bebatuan dinding
tebing yang sangat curam itu.
Berada didasar lembah sempit yang dalam sekali itu, tentu menimbulkan rasa aneh
sekaligus takjub karena sekeliling tampak bukti keperkasaan sungai MalingHe yang
dengan kejamnya membelah bumi sampai begitu dalam dan panjang.
Sekeliling begitu alami, satu2nya kehidupan modern adalah nun jauh diatas kepala
kami tampak sebuah jembatan lengkung dari beton, itulah Maling Gorge Arch Bridge -
tingginya "hanya" 120 meter sehingga hanya ranking 75 jembatan tertinggi di China
konon bentangannya juga "cuma" 122 meter.
http://highestbridges.com/wiki/index.php?title=Category:Bridges_in_China
Perjalanan berlanjut kini menelusuri sungai kearah hilir, tapi tidak lagi berjalan persis
ditepi sungai, tapi diatas jalan setapak yang dibuat dengan mengerok dinding tebing
pada ketinggian sekian meter diatas permukaan sungai.
Debit air sungai kelihatan kecil, tapi di you-tube pernah saya lihat aliran sungai
begitu deras menyeramkan, rupanya saat musim hujan debit airnya bisa tinggi -
dan kejam terbukti kami menemui sebuah jembatan batu yang sudah hancur dan
sudah digantikan dengan sebuah jembatan gantung.
Perjalanan menelusuri aliran sungai itu lumayan jauh, tapi karena kebetulan tidak
ada rombongan lain maka kami bisa santai menikmati pemandangan alam yang
unik sekali itu. Bisa berfoto dengan latar belakang aneka air terjun kecil yang tinggi-
tinggi, dinding tebing yang aneka bentuk, juga diatas jembatan gantungnya.
Mendadak didepan kami ada air terjun yang cukup besar menghalangi jalan, itulah
Yellow Dragon Falls. Awalnya bingung mau jalan kemana karena terhalang gitu,
tapi rupanya ada lorong gua didalam tebing dibelakang air terjun itu.
Maka kami terus berjalan mendekat ke tepi air terjun, mulai memasuki lorong gua
untuk menelusuri belakang air terjun, kemudian tembus/muncul disisi satunya lagi
dari air terjun yang bergemuruh itu. Seru banget walau serem juga mengingat itu
didalam lorong gua dengan hempasan air terjun besar diatas kepala .
Selepas air terjun nun jauh didepan tampak bangunan seperti kotak kaca panjang
tinggi berdiri menyender ke dinding tebing. Itulah lift kaca yang akan mengangkut
kami kembali keatas tebing, wah semua lega karena kebayang kalau harus naik
tangga lagi keatas tebing setinggi itu, semua sudah lelah sekali.
Sekitar jam 4 sore, berarti dua jam sudah menelusuri lembah spektakuler yang
dijuluki 'A Beautiful Scar of the Earth' itu, maka dengan lift kaca kami diantar naik
kembali ke atas tebing dimana bus kami sudah menunggu.