Minggu sore, 22 Agustus 2010, sekitar jam 15.30 bertiga dengan
istri dan Lanny adik saya, kami tiba di Aula Simfonia - Kemayoran
Jakarta, untuk nonton pagelaran musik Simfoni Untuk Bangsa.
Konser musik ini kolaborasi Jakarta Chamber Orchestra (JCO)
dengan Batavia Madrigal Singers (BMS) - dimana Nuke bergabung.
Conductor-nya Avip Priatna, yang setelah menyelesaikan studi di
Tehnik Arsitektur Universitas Parahyangan Bandung, melanjutkan
ke University of Music and Performing Art di Wina dimana ia belajar
choir conducting dan orchestral conducting.
Kini Avip menjadi konduktor dan direktur musik dari BMS dan JCO.
JCO yang didirikan tahun 2002, selain menggelar karya2 simfonik
juga kerap membawakan karya2 vokal simfoni bersama BMS yang
merupakan salah satu ensembel vokal terkemuka di Indonesia.
BMS beranggotakan 40 orang peserta aktif, telah mengukir prestasi2
bergengsi di dunia musik Indonesia maupun internasional.
.
Tema pagelaran yang masih dalam suasana peringatan hari ulang
tahun kemerdekaan RI adalah Simfoni Untuk Bangsa, dan kali ini
ada bintang2 tamu Inge Buniardi (pianis), Farman Purnama yang
mahasiswa seni pertunjukan vokal klasik di Utrecht Conservatory
dan Bernadeta Astari yang baru saja menyelesaikan studi tingkat
sarjana musik di Konservatorium Utrecht sebagai solis.
Kami ter-kagum2 memasuki aula Simfonia yang keren banget dan
memang dirancang untuk pagelaran musik sehingga dimanapun
kita duduk bisa mendengar suara solis dengan jelas sekali.
Konser dibuka dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang
dimainkan oleh JCO, dilanjutkan satu karya Bethoven yaitu
Egmont Overture op 84, kemudian permainan piano Inge Buniardi
bersama JCO memainkan Variasi Sepasang Mata Bola.
Setelah jeda 20 menit, sampailah ke acara yang kami tunggu2,
JCO muncul lagi dan kini 40 peserta BMS yang memakai busana
warna merah berdiri rapih dibelakangnya, Nuke masuk Sopran 1.
Farman Mulyana menggugah rasa hati dengan Indonesia Jiwaku,
suara tenornya yang tanpa mikropon begitu jernih terdengar -
menghasilkan applaus panjang, begitu pula lagu Melati Suci yang
dinyanyikan Bernadeta Astari.
BMS sendiri membuat ceria dengan lagu Sinten Nunggang Sepur
yang dibawakan dengan jenaka.
Setelah lagu2 nostalgik Mande-Mande, Jembatan Merah - karya
Gesang yang konon disenandungkannya sesaat sebelum beliau
menghembuskan nafas terakhir, sampailah di persembahan puncak
konser ini, yaitu Bengawan Solo.
Lagu nostalgik ini dibawakan begitu cantiknya oleh duet Farman -
Bernadeta, diiringi BMS dan JCO, mengundang standing- ovation
pengunjung, sehingga "terpaksa" mereka nambah satu lagu lagi,
sebelum pengunjung meninggalkan aula dengan rasa puas telah
menyaksikan konser dua jam yang apik sekali itu.
BMS - September mendatang akan mengikuti kompetisi paduan
suara internasional di Arezzo Italy, kompetisi ini merupakan dari
kompetisi bergengsi : European Grand Prix for Choral Singing.
Sebelum berangkat, BMS akan mengadakan Pre Competition
Concert di Gereja Kristus Salvator, Petamburan Jakarta pada hari
Sabtu 4 September jam 19.30.
Sedangkan konser berikut di Aula Simfonia lagi adalah :
Holiday Concert " All Things Bright And Beautiful", yaitu malam
karya2 John Rutter, Minggu sore 5 Desember 2010.