Friday, November 30, 2012

Kisah pak Jerry yang asyik.


Kebetulan beberes Multiply, ketemu lagi kisah lama tentang
pak Jerry yang kini menetap di Perth, ada dua buah :


Ini kejadiannya sekitar 5 tahun yang lalu.

Bulan lalu saat saya sedang ngadem di Lippo Supermall,
Handphone saya bunyi :
"Oom, ini Grace, saya mau ngundang Oom dan Tante nih.
Papa dan mama ulang tahun, kebetulan nanti balik dari
Perth, jadi kita mau adakan surprise birthday party pada
hari Minggu 6 Mei, di Restoran Yen Yen Kelapa Gading".

Grace ini putri dari Jerry & Nelly, teman asal Jakarta yang
sudah lama sekali menetap di Perth - saya pernah mampir
kerumahnya itu sekitar tahun 1999.
Whoa, kalo urusan ngerjain orang apalagi sambil dikasih
makan enak, siapa nolak!.

Minggu sore jam 17 saya sudah meluncur dari Mangga Dua,
ambil jalan Ancol menuju Tanjung Priok, rencananya akan
belok masuk ke Jakarta By Pass - eh malah keder jadinya!
Maklum sudah sekitar 30 tahun tidak lewat jalan itu.
Sempat kaget karena melihat ada perahu2 di muara sungai,
mengira salah arah maka balik lagi dan tau-tau nongolnya
malah di Sunter, dan lewat didekat rumah Jerry/Grace.

Sambil lewat itu iseng saja saya tilpon kerumah-nya, eh
pak Jerry sendiri yang angkat. (kebeneran banget nih !!)

"Yaaah, pak Jerry ada di Jakarta yah !!??, saya dalam
perjalanan ke Bandara nih, mau ke Singapore dua hari
disana dan trus ke Perth !!"
"Waduh, pak Sindhi - saya ada di Jakarta nih!, baru saja
sampai beberapa hari yang lalu!"
" Aduh sayang amat yah, saya padahal sudah rencana
mau mampir ke rumah pak Jerry, saya bersama adik nih
mau beli rumah di Perth, pak Jerry kapan balik ?, saya
tunggu dah di Perth ya".
" Wah nggak bisa, saya masih lama disini, tapi baguslah
kalau pak Sindhi mau beli rumah disana, cuma harga
rumah kabarnya sedang naik"
"OK dah, pak Jerry, saya sudah sampai di bandara nih,
lain waktu dah kita bisa jumpa2 lagi".
"OK pak Sindhi, wah sorry banget nih yah, selamat jalan".

Sekitar jam 18 saya sudah sampai di Restoran YenYen,
dan menuju ruang VIP dilantai tiga, disana sudah ada para
kerabat dekat Jerry & Nelly (adik2/kakak2nya) dan ke tiga
putrinya : Mercy yang tinggal di London, Selly yang
tinggal di Perth, dan tentunya juga Grace.
Rupanya Anak2nya mengajak makan malam, tapi putri2
dan cucu2 itu bilang jalan duluan, alasannya mau ke
mall dulu. Sedangkan Jerry&Nelly diatur menyusul untuk
tiba di restoran jam 19 diantar menantunya.

Saatnya tiba, lampu ruangan dimatikan, kami semua
berdiri dalam kegelapan, tegang memandangi pintu yang
sebentar lagi terbuka.
Lilin kue ulang tahun sudah dinyalakan dan petugas sound
system sudah siap pencet tombol lagu Happy Birthday.

Akhirnya pintu terbuka dan terlihat keduanya yang
tampak agak terkejut dan disorientasi karena ruangan
itu gelap tapi ramai teriakan dan tepuk tangan diiringi
lagu Happy Birthday.
Tampak muka Jerry penuh kebingungan, mereka lalu
memasuki ruangan dan lampu dinyalakan.
Ramailah gelak tawa dan semua berebut memberi jabat
tangan dan pelukan kasih, selintas Nelly sempat terlihat
cepat cepat mengusap air mata yang meleleh.

Setelah tiup lilin kue ulang tahun dilanjutkan doa syukur
dan makan malam bersama.

Pak Jerry sempat bilang, masuk usia 60 tahun saya jadi
lambat nih, sama sekali saya nggak ngeh nih, biasanya
saya selalu waspada lho, ini mah bener2 kena dikerjain.
Tadi waktu naik ke lantai tiga ini saya sempat ngomel,
mau makan malam aja ngapain susah2 naik tangga begini.
Pak Sindhi juga bener2 ngerjain nih, bilang ke Perth segala.

Saya bilang, pak Jerry sungguh bahagia, bisa punya anak
menantu yang begitu sayang sama ortu-nya, terbukti
mau kompak datang berkumpul dan ngerjain begini,he3.

Puji Tuhan! , sahutnya.



Ini kisah kedua, copy paste dari emailnya pak Jerry :

Pak Sindhi,

Seperti anda tahu, aku kembali ke Perth hari Minggu malam Senin
tgl. 25 /07/05 yang lalu.
Ternyata penerbangan dengan QANTAS ini membawa pengalaman
baru bagi kami ( istri & cucu 7 thn ).

Begini ceritanya :
Kami bertiga berangkat ke Cengkareng hari Minggu jam 10 malam,
seperti biasa check-in dll

Masuk ke kapal jam 00.35 (pagi) dan kapal take-off tepat jam 01.05
pagi.(jam 02.05 waktu Perth/WA).
Perjalanan akan menempuh jarak 4 jam terbang.
Dicabin kita ‘tidur2-ayam’ dan jam 03 kita dibagikan makanan
(makan sahur kali ya?),
dan apesnya kita berdua tidak dapat jatah makanan,
- entah pramugarinya lupa atau sengaja - aku dan istri jadi bengong aja.

Untung cucu sudah lebih awal dikirimin kids mill,
kebetulan istri juga ogah makan sahur, cucu juga tidur nyenyak,
aku dah yang ngembat kids mill-nya cucu.

Dengan perut agak ngambek karena kurang supplies-nya,
aku nonton film humor QANTAS dan mencoba untuk tidur.

Mungkin aku tidur selama 1 sampai 1½  jam aku bangun ketoilet untuk
 ‘buang hajat kecil’ dan melihat jam tanganku waktu sudah jam 06.05
(waktu Perth/WA), tapi pesawat masih terbang dengan kecepatan tinggi,
tanpa ada tanda2 mau mendarat -
juga tidak ada announcement dari si Pilot.
Aku sudah mulai waswas kemana kita dibawa terbang?.

Jam 06.25 baru si Pilot bekoar : karena fog pesawat tidak bisa mendarat.
Dalam pikiranku masa International Airport seperti Perth tidak ada
peralatan untuk menanggulangi hal tsb.

Jam 06.35 si Pilot bilang : pesawat akan balik lagi keutara menuju kota
EXMOUTH dan akan landing di Pangkalan Udara Militer /
AUSTRALIAN AIR FORCE.

Nah lu !!!  aku mikir lagi, ngapain kita dibawa keutara lagi dengan
jarak terbang 1½ jam dari Perth ?

Aku mulai curiga ketika diumumkan, kita semua harus turun dari pesawat
dan masuk keruang tunggu sampai ada pengumuman lebih lanjut.

Sampai di EXMOUTH jam 07.30 yang ternyata jauh dari pusat kota
dan di Airportnya jangan kata ‘restaurant’, kantin aja kaga ada,
(Aku rasa lebih besar airportnya kota Cirebon)
kami semua disuruh masuk diruang tunggu sebesar 10 M X  15 M.

Kami semua dilarang untuk keluar dari ruangan tersebut, dan didepan
pintu yang tertutup berdiri 2 orang polisi berseragam,
dan kami semua diberitahu harus menunggu 3 – 4 jam dengan alasan :
Mengisi ‘bensin’ pesawat yang sudah hampir habis.
Menunggu pilot baru yang akan datang dari Perth.
(pilot lama jam terbangnya habis)

Sesudah menunggu 2 jam minuman dingin mulai dibagikan, 2 jam
kemudian keluar jatah sandwich/roti bule untuk kita pangan rame-rame.

Sudah 4 jam tunggu punya tunggu belum ada tanda2 mau berangkat,
baru 2 jam kemudian (jam 13.30) baru kita disuruh masuk kepesawat
untuk take off.

Jam 15.10 kami mendarat di Perth dengan perasaan lega meskipun
badan lelah dan otak dipenuhi segala macam pertanyaan.

Belum terjawab pertanyaan-pertanyaan itu kami semua disuguhkan
‘pertunjukan’ berikut :

Biasanya setelah pesawat landing, dan pesawat menuju tempat
 ‘parkir’, dan tanda/sign seat-belt dipadamkan,.
Kita semua berdiri mau ambil tas/luggage yang diatas kepala kita,
lagi kejutan dari pilot yang tidak mengijinkan kita berdiri alias
harus duduk diam.

Dari luar, masuk 4 orang Police WA lengkap dengan senjatanya
dipinggang,  mengambil/menciduk seorang penumpang,
yang seatnya berjarak beberapa bangku dari tempat aku duduk.

Baru setelah 5 menit kami diijinkan untuk turun/keluar dari pesawat
dengan seribu-satu pertanyaan dibenakku.

Dengan demikian (jam terbang : 7 jam) +  (menunggu : 7 jam) +
(dari rumah-airport-rumah : 4 ½ ) ;
total jendral = 18 ½  jam (sampe dah ke LONDON)

Aku penasaran dan mencoba mencari informasi via teman di Perth,
jawaban dari teman yang bekerja di travel bureau :
ada issue dipesawat terbang kami ada TERRORIST.
Bujugbuneng………..

Pak Sindhi satu hal yang aku imani,
aku lupa sembahyang waktu berangkat dari Jakarta,  Amin.


J&N