Tuesday, April 28, 2009

Produktif Tanpa Sibuk by Reza Gunawan.


Siaran BFC @ 90.4 Cosmopolitan FM - 14 April 2009
Siaran Pagi Jakarta @ OChannel - 20 April 2009

istock_000008737088xsmall

Kata banyak orang, “Kalau mau sukses, harus produktif,” dan “kalau mau produktif, harus kerja keras.”

Kerja keras hampir selalu identik dengan kesibukan yang super padat, telepon genggam yang selalu berdering setiap saat, dan mengerjakan setumpuk dokumen yang tak kunjung selesai. Benarkah demikian?

Saya melihat bahwa ada perbedaan antara SIBUK dengan PRODUKTIF. Seseorang yang sibuk biasanya dianggap sebagai pekerja yang produktif. Padahal, kalau kita jeli melihat, seseorang bisa saja sangat sibuk, namun tidak produktif. Di mana bedanya?

Bagi saya, PRODUKTIF adalah ketika kita mengerjakan sesuatu yang menciptakan nilai (value). Nilai di sini bisa berupa manfaat, uang, makna, dan hasil positif lainnya. Sementara SIBUK akan selalu menghabiskan waktu, tenaga, dan upaya, namun tidak selalu menciptakan nilai, makna, manfaat, ataupun uang.

3 Sumber Daya Yang Tidak Sama Dihargai

Kita sebenarnya punya 3 sumber daya yang berharga untuk menunjang hidup kita: (1) uang, (2) waktu luang, dan (3) kebebasan.

Saat ini kita cenderung hidup dalam masa di mana uang dianggap sebagai sumber daya yang paling utama dan paling diperhatikan sebagai pusat motivasi untuk kita bekerja. Pada saat yang sama, kita cenderung tidak menghargai waktu luang dan kebebasan dengan nilai yang sama utamanya dengan uang. Ketika seseorang meminta waktu kita, misalnya, tentu kita jauh lebih mudah mengabulkan permintaan tersebut dibanding seandainya seseorang meminta uang kita.

Kalau kita memulai kesadaran tentang berharganya ketiga sumber daya ini, maka kita bisa juga merintis pola hidup dan bekerja yang baru. Dan, lebih menyenangkan.

Saya menyebutnya sebagai: PRODUKTIF tanpa SIBUK.

Sistem Produktivitas Pribadi

Tony Buzan, seorang pakar tentang otak, kecerdasan, dan kreativitas, pernah mengajukan pertanyaan yang menarik, yang cukup menggugah saya untuk meragukan efektivitas pendidikan formal: “Seandainya Anda adalah seorang Dewa Pendidikan, yang berkuasa atas bagaimana sekolah-sekolah menyusun kurikulumnya. Mana yang akan diajarkan terlebih dahulu? A. Berbagai pelajaran sekolah yang penting bagi kehidupan, seperti matematika, ekonomi, dll, atau B. Bagaimana cara belajar dan menggunakan otak kita agar mampu menyerap berbagai proses belajar?”

Bagi saya secara logis, jawaban yang benar adalah B dahulu baru A. Namun Tony Buzan juga bilang bahwa sebagian besar kurikulum pendidikan formal di dunia, tidak terlebih dahulu mengajarkan cara menggunakan perangkat keras (hardware) utama kita yaitu otak, malah cenderung langsung memberikan berbagai pelajaran, dari mulai yang bersifat hafalan hingga yang menggunakan logika.

Saya setuju dengan pendekatan bahwa kita perlu belajar bagaimana cara belajar dahulu, sebelum kita belajar tentang berbagai mata pelajaran.

Demikian pula dalam bekerja, bila yang dituju adalah efektivitas, efisiensi dan produktivitas, maka penting untuk mempelajari dahulu bagaimana cara dan sistem bekerja yang baik, sebelum mempelajari bidang pekerjaan kita sesuai deskripsi kerjanya. Untuk itu, saya pun lantas mengumpulkan berbagai tips dan pengalaman dari berbagai pakar produktivitas, dan saya bereksperimen dengan berbagai sistem bekerja.

Terus terang, sebagian metode terasa terlalu rumit. Saya suka sistem yang sederhana tapi ampuh. Dan dari pengalaman tersebut, berikut saya sajikan beberapa hal yang saya praktekkan, dan mampu melesatkan produktivitas saya. Tanpa saya menjadi super sibuk.

Keampuhan Tulis Tangan

Di tengah era serba teknologi ini, saya mengalami bahwa ternyata kembali memanfaatkan menulis tangan membantu saya untuk memisahkan berbagai distraksi elektronik, dan justru bisa memfokuskan energi dan perhatian lebih baik.

Sebutlah sistem ini sebagai “sistem pena dan notes”. Bilamana Anda akan menggunakan sistem ini, pena dan notes tersebut akan digunakan untuk 3 buah kegiatan:

1. Menangkap Ide

Bawalah pena dan notes ini kemana pun Anda pergi, setiap saat. Berbagai ide cemerlang serta bermacam hal penting yang sering terlupakan, biasanya muncul di pikiran secara tak terduga, sekilas, dan sepintas. Dengan ini, Anda bisa menangkapnya dengan segera dan tidak harus mengandalkan otak untuk mengingat-ingatnya kembali.

2. Membuat Daftar Tugas - Lengkap

Segera ketika tiba di rumah/kantor, pindahkan berbagai tugas dan ide yang perlu Anda tindaklanjuti ke sebuah daftar besar, katakanlah namanya “Daftar Tugas - Lengkap”. PERINGATAN: jangan sekali-kali bekerja langsung berdasarkan daftar ini kalau Anda tidak ingin terjebak jadi “Produktif Super Sibuk”.

3. Membuat Daftar Tugas - Harian

Setiap hari, tuliskan TUGAS TERPENTING hari ini. Cukup 1-3 tugas saja yang Anda ambil dari Daftar Tugas - Lengkap. Daftar baru yang berisi 3 TT (Tugas Terpenting) ini kita sebut “Daftar Tugas - Harian”. Bagaimana menentukan mana 1-3 Tugas Terpenting? Pilih berdasarkan mana yang paling mempengaruhi produktivitas, kepuasan hati, dan kebahagiaan Anda secara signifikan. Bila dalam satu hari Anda berhasil menyelesaikan 1-3 tugas ini, tentu waktu luang sisanya bisa Anda gunakan untuk menikmati hidup, atau melanjutkan tugas terpenting selanjutnya yang ada dalam Daftar Tugas - Lengkap.

Penting vs. Tidak Penting

  • Dahulukan di Awal Hari - Setiap hari, dahulukan awal hari Anda untuk mengerjakan 1-3 Tugas Terpenting yang ada di dalam Daftar Tugas - Harian Anda. Sisihkan waktu 30 menit hingga 2 jam di awal hari, untuk menyelesaikan ini terlebih dahulu sebelum melakukan yang lain.
  • Distraksi - Matikan berbagai pengalih perhatian. Salah satu tip paling produktif bagi saya adalah: putuskan sambungan Anda ke internet bila sedang bekerja. Hanya sambungkan diri bila memang sedang perlu memakainya. Percayalah, godaan terlalu kuat dari bawah sadar akan menyebabkan kebocoran efisiensi yang luar biasa. Matikan dahulu internet, e-mail, facebook, chat, browser, dan koneksi Blackberry Anda saat mengerjakan Daftar Tugas - Harian.
  • Meeting - Sebisa mungkin, hindari rapat dan pertemuan yang tidak perlu. Begitu banyak waktu terbuang dalam berbagai rapat yang tidak produktif. Bila mungkin, koordinasikan pekerjaan Anda via e-mail dan telepon. Bila harus meeting, sebelumnya agenda rapat sudah harus diterima semua pihak, dan pastikan ada rencana tindak lanjut yang jelas bagi setiap pihak.
  • Delegasi - lihat kembali Daftar Tugas - Lengkap Anda, dan delegasikan berbagai hal yang bisa dipercayai kepada orang lain agar Anda lebih mampu mengelola waktu dan energi Anda.
  • Otomatisasi - gunakan voicemail, website, blog untuk menampilkan informasi yang cenderung berulang dalam profesi Anda. Sebagai contoh, saya tidak pernah lagi memberikan penjelasan tentang terapi Penyembuhan Holistik serta bagaimana caranya membuat janji terapi, karena semua informasi serta prosedur pendaftaran pasien/klien sudah lengkap tersedia di website. Mudah, kan? Coba pikirkan ide yang serupa dalam profesi Anda masing-masing

Menyeimbangkan Kerja & Bermain

  • Mencontreng - setiap tugas yang Anda selesaikan dalam daftar, langsung bubuhkan tanda contreng di sebelahnya. Ini akan memperkuat rasa produktif dalam diri sepanjang hari, dan juga di akhir hari ketika Anda mengingat kembali hari Anda.
  • Formula 30/10 - ini sangat berguna bagi saya pribadi. Saya setel timer di komputer saya sehingga saya bekerja dengan fokus penuh selama 30 menit, setelah itu saya berikan diri saya hadiah 10 menit (untuk bermain internet, browsing, cek email, meditasi, baca buku, dll).
  • Waktu Khusus - Anda tidak selalu harus terhubung ke internet 24 jam, kan? Memang bagi kita yang memang hobi, itu adalah ide yang menyenangkan. Namun itu jugalah salah satu sumber kebocoran produktivitas. Anda bisa jadwalkan waktu-waktu tertentu sepanjang hari di mana Anda memang berkutat dengan e-mail, YM, facebook, browser, dll.
  • Kosongkan Inbox dan Istirahatkan Pikiran - Demi kesehatan mental dan komputer Anda, setiap saat kosongkan inbox e-mail Anda dengan folder terpisah antara (1) Hapus, (2) Langsung Reply, (3) Arsip, dan (4) Follow Up. Demi kesehatan lahir batin Anda, luangkan waktu untuk melatih 7 jenis meditasi di tempat kerja yang sudah kita bahas sebelumnya di sini agar Anda merawat energi dan keselarasan diri untuk tetap kreatif dan produktif.

Pengaruh Kepribadian dan Kebiasaan

Dalam kehidupan, kita menemukan berbagai pola perilaku kerja yang dekat sekali dengan kepribadian manusia yang bersangkutan.

Mereka yang hidup serba terencana, detail, dan menulis segalanya, biasanya sangat produktif, tetapi juga sangat sibuk. Di satu sisi mereka menghasilkan banyak uang, tetapi di sisi lain sangat kekurangan waktu luang dan kebebasan.

Mereka yang hidup serba mengalir, tanpa rencana, dan tak menulis tugas terpentingnya, biasanya sangat menikmati hidup. Mereka tidak sibuk karena punya banyak waktu luang dan kebebasan, tetapi tidak jarang menjadi kurang produktif dalam menciptakan nilai, nafkah, dan makna hidup.

Bagi saya pribadi, sistem ini memberikan keseimbangan antara kebutuhan saya untuk menghasilkan uang, waktu luang, dan kebebasan. Sistem yang tetap produktif, tanpa harus jadi super sibuk.

Tentunya saran-saran di sini tidak selalu sesuai dengan setiap profesi dan bidang pekerjaan. Saya bukan penganut perubahan besar dan ekstrem. Bagaimana kalau Anda memulai dulu dengan satu ide yang menarik bagi Anda, dan dengan setia menggunakannya selama satu bulan, lalu menambah satu ide lagi di bulan berikutnya?

Semua ini bisa Anda aplikasikan tentu bila Anda punya semangat yang mendasari profesi dan pekerjaan Anda. Menemukan cinta terhadap pekerjaan Anda adalah bahan bakar yang esensial untuk bergerak menuju “Produktif tanpa Sibuk”.

Menghargai Produktivitas, Bukan Kesibukan

Saya teringat bagaimana di masyarakat, produktivitas dan kesuksesan seseorang sering sekali dinilai berdasarkan seberapa sibuk dia bekerja.

Saya mendambakan, demi kewarasan dan kesehatan kita bersama, kita bisa melonggarkan apresiasi berlebih terhadap kesibukan dan mulai lebih memperhatikan produktivitas serta keselarasan hidup.

Maukah Anda membantu saya merintis kesadaran ini, cukup dengan memulainya pada kehidupan Anda sendiri?

Selamat berlatih!

Terimakasih telah menikmati tulisan ini. Bila Anda menyukainya, silakan berbagi dengan para sahabat & keluarga Anda, dengan menyebutkan sumbernya di rezagunawan.com. Anda pun bisa langsung mengetahui berita terbaru tentang tulisan & kegiatan pelatihan dengan mengikuti saya di Twitter.


Saturday, April 25, 2009

Jangan Hanya Sibuk Mengerjakan Sesuatu, Duduk Diamlah! - Reza Gunawan


Siaran BFC @ 90.4 Cosmopolitan FM - 7 April 2009
Siaran Pagi Jakarta @ OChannel - 16 April 2009

istock_000008470981xsmall

Kita memang hidup di zaman serba cepat dan serba rumit.

Bagaikan pemain sirkus yang bisa melemparkan 15 piring sekaligus, kita selalu tergesa untuk memastikan bahwa semua hal yang menjadi tanggung jawab kita berada dalam keadaan sempurna, atau minimal tidak bisa dipersalahkan kekurangannya.

Dari mulai deadline yang terlalu sempit, target yang terlalu tinggi, workload yang terlalu banyak, kecepatan industri memang selalu menuntut kita untuk selalu berada di paling depan. Multi-tasking (kemampuan mengerjakan beberapa hal sekaligus), well-connected network (jaringan kerja dan pertemanan yang kuat), serta result-oriented attitude (sikap berorientasi pada hasil), menjadi ciri yang dibanggakan, dicari, dan ditempa dalam kebanyakan dunia kerja.

Haruskah kita memaksakan diri untuk berpacu lebih cepat, dan bekerja semakin giat?

Stres adalah Cara Kita Beradaptasi

Tentunya untuk bisa memenuhi semua tuntutan tersebut pada tingkat individu, dibutuhkan perangkat yang memadai, selaras, dan optimal. Namun sebenarnya secara alami kita tidak dirancang untuk hidup dan bekerja dengan ritme serba cepat dan serba rumit setiap saat. Ini menyebabkan terjadinya adaptasi pada sistem fisik dan psikis kita.

Adaptasi tersebut terjadi melalui sebuah mekanisme: STRES.

Stres, yang tidak terkelola, harus dibayar dengan nilai yang tidak sedikit. Kesehatan, sebagaimana yang sudah kita bahas di tulisan-tulisan sebelumnya, hanyalah sekelumit dari efek stres yang tidak sembuh.

Semakin Memacu Diri Agar Mengurangi Stres?

Sebagian orang berkata, “Ah, stres itu kan wajar dan ada dalam setiap pekerjaan. Nanti juga kalau target sudah tercapai, stres akan hilang dengan sendirinya.” Benarkah demikian?

Dalam pengamatan saya, stres tidak otomatis hilang ketika kita mencapai target dan keinginan, melainkan bisa berputar dan membesar bagaikan lingkaran setan-siklus tak berujung yang sulit dipecahkan.

  • Untuk hasil dan keinginan yang berhasil dicapai:

Banyak target → jadi banyak ketegangan → jadi banyak berusaha → hasil jadi TAMBAH banyak → target DITINGKATKAN lagi → maka terciptalah siklus yang lebih besar: target LEBIH banyak → LEBIH banyak ketegangan → LEBIH banyak berusaha → dan siklus yang lebih besar kembali berulang.

  • Untuk hasil dan keinginan yang tidak berhasil dicapai:

Banyak target → banyak tegang → banyak usaha → belum berhasil → karena belum berhasil, usaha pun DITINGKATKAN lagi → ketegangan MENINGKAT → belum berhasil juga → dan siklus yang lebih besar kembali tercipta: usaha TAMBAH ditingkatkan → ketegangan TAMBAH meningkat → dan seterusnya.

Bisakah Anda menangkap ironinya? Pada kedua kasus, terlepas dari hasil tercapai atau tidak, pada umumnya kita akan terus-menerus berpacu agar lebih cepat, lebih sukses, lebih efisien, lebih baik. Namun pacuan kronis ini membuat stres kita semakin bertumpuk.

Dampak Akhir: Produktivitas Jangka Panjang

Salah satu dampak stres adalah menurunnya produktivitas kerja dan pribadi. Kita tahu bahwa produktivitas tergantung dari tingkat energi, semangat, kreativitas, dan efektivitas yang bisa kita lakukan dalam setiap pekerjaan.

Ketika stres dibiarkan bertumpuk dan berlarut-larut, semua hal yang menunjang produktivitas tersebut akan mulai berderit, aus, bahkan hilang. Dan sekali lagi, harga yang kita harus bayar untuk adaptasi tersebut-mulai dari stres, berbagai ketidakbahagiaan, tidak sehatnya relasi pribadi dan keluarga-sangatlah mahal.

Efek jangka panjang dari stres yang berkelanjutan bisa secara langsung mempengaruhi produktivitas dalam bentuk sebagai berikut: hilangnya semangat kerja, rasa lesu, jenuh, dorongan kuat untuk pindah / meninggalkan pekerjaan, selalu mencari-cari alasan mengapa tempat kerja sekarang tidak sesuai, dsb.

Belum lagi absensi kerja yang bisa meningkat karena saraf sudah terlalu jenuh, atau daya tahan tubuh merosot drastis sehingga jatuh sakit.

Lantas bagaimana kita bisa memelihara diri sekaligus meningkatkan produktivitas?

Menurut saya, kuncinya adalah mengelola energi kita dengan selaras. Memberikan porsi perhatian untuk merawat hardware (tubuh fisik) serta software kita (pikiran, rasa dan spirit) sehingga energi diri bisa tertata dengan selaras.

Jalan Praktis Melalui Keheningan

Meditasi adalah salah satu hal mendasar yang bisa dilakukan untuk menciptakan keselarasan, mengelola dan memulihkan energi, serta mendorong semangat kerja yang bertumpu pada kekinian. Bukan pada harapan atau ketakutan.

Kini banyak perusahaan besar berskala internasional telah menggunakan pelatihan meditasi yang non-agamis untuk manfaat relaksasi, kesehatan, dan produktivitas.

Berbagai studi ilmiah tentang manfaat meditasi, serta pengalaman para pelaku latihan meditasi, melaporkan manfaat-manfaat sebagai berikut:

  • Otak menjadi rileks dan seimbang aktivitasnya.
  • Memulihkan keseimbangan saraf dan kesegaran tubuh.
  • Memperkuat daya tahan tubuh, sehingga lebih jarang sakit.
  • Bentuk melatih konsentrasi yang bersifat RILEKS, bukan FOKUS.
  • Meredakan celoteh pikiran, membuat batin bekerja lebih efisien.
  • Melatih kepekaan intuitif, membantu pengambilan keputusan.
  • Melegakan hati dan melepas stres, sehingga komunikasi dan relasi lancar.
  • Membantu kita menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, kesalahan lebih sedikit.
  • Solusi mandiri, murah, dan sehat untuk meningkatkan kinerja perusahaan

7 Cara Hening yang Merawat Produktivitas Diri

Berikut Anda bisa mencoba 7 buah latihan yang bersifat meditatif, non-agamis, dan praktis, untuk membantu mengasah produktivitas Anda secara pribadi maupun profesi:

  • Meditasi MEREGANGKAN TUBUH

Tahu caranya ‘ngulet’ (istilah nasional: menggeliatkan badan)? Hentikan sejenak kesibukan Anda. Ambil posisi duduk, atau berbaring bila mau, dan regangkan tubuh Anda, dengan sangat perlahan. Benar-benar perhatikan rasa setiap otot dan sendi tubuh Anda. Tidak ada gerakan yang benar atau salah. Nikmati sepenuhnya selama beberapa menit.

Menggerakkan tubuh secara aktif dan penuh sadar, membantu kita memperlambat celoteh pikiran dan melepas ketegangan yang telanjur bertumpuk.

  • Meditasi TUTUP MATA SEJENAK

Hentikan sejenak pekerjaan, tutup mata saja. Istirahatkan saraf mata dan otak mata. Sebagian ahli berpendapat bahwa sekitar 70% komunikasi terjadi secara visual, oleh karena itu sejenak memejamkan mata akan membantu fungsi visual kita beristirahat.

Memejamkan mata juga memicu respons rileks karena kita terbiasa melakukannya saat akan beristirahat atau tidur. Ini juga bermanfaat untuk membuat kita lebih peka akan dunia pikiran dan perasaan dalam diri kita, ketimbang selalu memperhatikan dunia eksternal / sekitar kita.

  • Meditasi BERNAPAS RILEKS

Berhentilah sejenak untuk bernapas dengan sadar dan sengaja. Anda sedang menekan tombol reset pada sistem raga dan rasa Anda. Cukup 3-9 kali bernapas dengan rileks, lambat, dan penuh perhatian. Anda juga bisa melakukannya setelah meregangkan tubuh, sambil menutup mata.

  • Meditasi PERHATIKAN PIKIRAN & RASA DI SAAT INI

Dari waktu ke waktu, cobalah berhenti sejenak dan perhatikan saja segala pikiran dan rasa yang datang dan pergi pada saat ini. Tidak perlu dianalisa, tidak perlu dinilai, melainkan sekadar mengamati saja: “Oh… ada pikiran ini, pikiran itu, rasa ini, rasa itu, oh… sekarang hilang, oh… sekarang ada lagi yang baru, dst.”

Memperhatikan segala pikiran dan rasa dalam diri Anda akan memperkuat kesadaran sini-kini, sehingga kita tidak mudah terjebak dalam berbagai ketakutan, kekhawatiran, dan harapan.

  • Meditasi KERTAS POLOS

Ketika sedang kebanjiran ide, atau baru memulai hari kerja Anda, gudang pikiran penuh bertumpuk dengan hal yang harus dilakukan; ide kreatif, urusan rumah tangga yang perlu dibereskan, dll. Ambil saja selembar kertas polos dan tuliskan semua isi gudang pikiran Anda, termasuk berbagai lamunan, kekhawatiran, dan isi hati Anda. Setelah 5-10 menit (dan mungkin saja satu lembar kertas masih perlu ditambah lagi untuk menampung semuanya), barulah duduk diam sejenak. Nikmati hening sesaat.

Anda akan menemukan kelapangan ruang pikir ketika isinya dituangkan secara tertulis ketimbang sekadar ditampung di otak. Ekstra ruang lapang ini membuat Anda lebih kreatif dan produktif.

  • Meditasi BOBO-SIANG

Khususnya setelah jam makan siang, umumnya kita cenderung mengalami perubahan bioritme tubuh yang menyebabkan rasa lesu atau kantuk. Beberapa perusahaan di Jepang bahkan membudayakan tidur siang di kursi kerja masing-masing. Dan ternyata, tidur siang singkat antara 10-30 menit sangat membantu memulihkan tubuh kembali bugar dan otak kembali segar. Ingat: jangan tidur siang lebih dari 45 menit, agar tidak mengganggu keteraturan istirahat malam dan jam biologis Anda.

  • Meditasi BERJALAN

Cobalah melatih untuk berjalan dengan penuh perhatian. Rasakan langkah demi langkah. Rasakan dan perhatikan satu demi satu sentuhan telapak kaki Anda di lantai. Awalnya akan terasa janggal karena belum terbiasa, dan mungkin jadi terasa sangat lambat karena perlu disadari penuh, tapi lama-kelamaan Anda akan bisa menikmatinya.

Latihan ini melepaskan emosi yang tersangkut, menyeimbangkan aktivitas otak kiri dan kanan, mengajarkan kita untuk menghayati proses, serta melonggarkan obsesi kita terhadap hasil akhir. Meditasi sederhana ini dapat mengurangi kecenderungan bertumpuknya stres.

Selamat berlatih keheningan. Temukan dan alami bagaimana produktivitas bisa diasah tanpa harus sibuk dan tergesa-gesa.

Ada pepatah yang menyebutkan “Don’t just sit there, do something!” (Jangan hanya duduk diam saja, kerjakanlah sesuatu!). Barangkali dalam konteks dunia serba cepat ini, yang kita butuhkan adalah “Don’t just do something, sit there!” (Jangan hanya sibuk mengerjakan sesuatu, duduk diamlah sejenak!)

- Bila Anda menyukai artikel ini, silakan berbagi dengan para sahabat dan keluarga Anda, dengan menyebutkan sumbernya di rezagunawan.com. Terimakasih -


Wednesday, April 22, 2009

HAND BOOK 2009



Health

1.       Drink plenty of water.
2.       Eat breakfast like a king, lunch like a prince and dinner like a beggar.
3.       Eat more foods that grow on trees and plants and eat less food that is
          manufactured in plants.
4.       Live with the 3 E's -- Energy, Enthusiasm, and Empathy.
5.       Make time to practice meditation, yoga, and prayer.
6.       Play more games.
7.       Read more books than you did in 2008.
8.       Sit in silence for at least 10 minutes each day.
9.       Sleep for 7 hours.
10.     Take a 10-30 minutes walk every day. And while you walk, smile.

Personality:

11.    Don't compare your life to others'. You have no idea what their journey is all about.
12.    Don't have negative thoughts or things you cannot control.
         Instead invest your energy in the positive present moment.
13.    Don't over do. Keep your limits.
14.    Don't take yourself so seriously. No one else does.
15.    Don't waste your precious energy on gossip.
16.    Dream more while you are awake.
17.    Envy is a waste of time. You already have all you need.
18.    Forget issues of the past.
        Don't remind your partner with his/her mistakes of the past.
        That will ruin your present happiness.
19.    Life is too short to waste time hating anyone. Don't hate others.
20.    Make peace with your past so it won't spoil the present.
21.    No one is in charge of your happiness except you.
22.    Realize that life is a school and you are here to learn.
         Problems are simply part of the curriculum that appear and fade away like algebra class
         but the lessons you learn will last a lifetime.
23.    Smile and laugh more.
24.    You don't have to win every argument. Agree to disagree.

Society:

25.    Call your family often.
26.    Each day give something good to others.
27.    Forgive everyone for everything.
28.    Spend time with people over the age of 70 & under the age of 6.
29.    Try to make at least three people smile each day.
30.    What other people think of you is none of your business.
31.    Your job won't take care of you when you are sick. Your friends will. Stay in touch.

Life:

32.    Do the right thing!
33.    Get rid of anything that isn't useful, beautiful or joyful.
34.    GOD heals everything.
35.    However good or bad a situation is, it will change.
36.    No matter how you feel, get up, dress up and show up.
37.    The best is yet to come.
38.    When you awake alive in the morning, thank GOD for it.
39.    Your Inner most is always happy. So, be happy.

Last but not the least:

40.    Please Forward this to everyone you care about.


Kiriman :
kiki@bpkpenabur.or.id

Friday, April 10, 2009

Brunch di Kopitiam Oey - Jumat 10 April 2009.




Di hari libur - apalagi long week-end, pastilah nyaman berkendara ke Jakarta,
kalau dihari biasa kan sering terjadi kemacetan yang menyebalkan.

Maka kesempatan ini kami gunakan ke Jalan Sabang dengan tujuan brunch
di Kopitiam Oey nya pak Bondan Winarno yang baru saja buka.
Oey itu pelesetan dari Wi-narno, bisa aje memang pak Bondan nih.
Sebelumnya disempatkan sms-an dulu dengan pak Bondan untuk memastikan
Kopitiam-nya buka di hari libur panjang ini.

Jalan memang lancar sekali, Jalan Sabang juga sepi, malah dapat parkir persis
didepan gedung Kopitiam yang terkesan jadoel dengan tembok berwarna pink.
Sebelum masuk kedalam, kami sempat senyum2 melihat papan nama Kopitiam
Oey yang terpampang ditembok depan itu, karena terbuat dari bekas daun pintu.

Setelah mendorong pintu kaca yang bertuliskan Free Wifi, tampak didalam
banyak kursi kayu dengan meja marmer yang mengesankan suasana jadoel,
ditambah lagi di tembok banyak hiasan dinding masa laloe yang unik2.

Karena kami datang sebelum jam 11 maka makanan yang tersedia masih
untuk breakfast, tentu tidak jadi soal karena memang kami ingin brunch.
Pesanan istri saya adalah Nasi Item yang best seller disana, saya pilih yang
dijagokan adik saya yang kesitu minggu lalu, yaitu Sate Ayam Ponorogo.
Nuke pilih Roti Bakar Prantjis, dan Wimpie nyoba Roti Taloea Boekittingi.

Minuman yang dipesan Wim dan Nuke adalah Wedang Oewoeh Imogiri dan
Es Kopi Soesoe Indotjina (Vietnam), saya dan istri tertarik dengan Teh Wangi
Tjap Potji karena teringat asyiknya minum teh poci di Guci sekian tahun lalu.

Kebetulan saat itu baru ada sepasang tamu, jadi saya leluasa jeprat jepret
motret sana sini, tidak lama datang tamu lain mengisi empat meja lagi.

Makanan dan minuman juga cepat datang, istri saya memuji Sego Ireng
yang pakai keloak - berasa katanya, sate ayam Ponorogo enak manis gurih.
Nuke malah nambah minta Asinan Bon-Bin.

Saat sudah selesai, masuk sms dari pak Bondan - otw ke Kopitiam Oey
katanya, wah sayang sekali kami sudah harus jalan.
Siang hari pak Djenny Tanius - Jser BSD yang kirim sms, sedang di
Kopitiam Oey bersama pak Bondan, wah tau gitu tadi datangnya siang
biar bisa ngobrol bareng..

Catatan :

Kopitiam Oey.
Jalan Sabang No: 18
Jakarta - Pusat.
Telpon: (021) - 3924475.

Iseng2 tidak berhadiah - bisa tebak dimana ?




Liburan panjang, Nuke dan Wimpie datang dari Bandung,
dan bisa ketemuan dengan Alex dan Ratna.